Sabtu, 14 April 2012

FILM INDONESIA CACAT

FILM INDONESIA CACAT
Oleh: Triska Purnamalia

Mama, Buang Ajah TV-nya
“Ma, jadikan kita nonton hari minggu ini?” Tanya Fikri semangat dengan mata yang membulat.
“Tanya Papa sana,” jawab Mama singkat sambil tersenyum walau tetap sibuk menyiapkan makan malam. Fikri berlari menuju papanya yang sedang asyik nonton berita di TV.
“Papa…papa…papa… jadikan kita nonton hari minggu ini?” Tanya Fikri masih dengan begitu semangat dan berharap papa akan menjawab iya atas pertanyaannya.
“Emang adek mau nonton apa sih? Koq semangat banget?” goda papa pada Fikri.
“Adek nonton film Tron, pa. itu film luar negeri. Canggih deh pa.” jelas Fikri sambil mengacungkan dua jempolnya kemuka papanya.
“Ceritanya gimana?” Tanya papa pura-pura penasaran.
“Jadi gini pa, ada seseorang orang yang sangat pintar, dia bisa buat program-program  dikomputer  gitu. Dia bekerja diperusahaan yang memproduksi permainan anak-anak. Nah, ga tahu kenapa dia masuk dalam program permainan yang dia buat sendiri. Dia terjebak di situ. Keren deh pokoknya pa.  Ayo pa kita nonton! Ya pa ya, nonton ya pa.” Fikri memelas agar ayah mau mengajaknya nonton di bioskop.
“Wah, sepertinya bagus film itu. Lalu gimana kelanjutannya?” Papa tertarik mendengar penjelasan adek.
“Anaknya juga jadi orang yang pinter buat program ya. Jadi anaknya itu yang menyelamatkan papanya yang terjebak di dalam program. Begitu pa! ntar klo Fikri udah besar Fikri juga mau jadi ahli computer ya pa.” Fikri semakin bersemangat!
“Jadikan pa kita nonton?” serang Fikri selanjutnya.
“Hmmm…” Papa terlihat sedang berpikir.
“ Adek kan udah tahu ceritanya, jadi nggak usah nonton.” Papa tersenyum.
“Yaaaaa…….papaaaaaaaaaaa..” Fikri ngambek
“Fikri tahu ceritanya kan dari Dhoni. Dia udah nonton. Nggak seru dong pa, kalau Cuma diceritain. Fikri kan juga mau nonton, mau liat gambarnya gimana. Jadi nonton ya pa.” Fikri mulai merayu papa.
“Papa harus keluar kota minggu ini sayang, jadi nggak bisa. Gimana kalau minggu depan?” Fikri hanya manyun, tidak mencawab apa-apa.
“Nontonnya ditunda ya dulu ya dek.” Kata papa sambil mengelus kepala Fikri, kemudian berlalu menuju meja makan.
“Fikri, ayo makan dulu…” terdengar suara mama dari ruang makan.
“Nggak mauuuuu…” teriak Fikri, masih ngambek.

·         *          *          *          *          *          *          *          *          *          *          *
“Adek nonton apa?” sapa mama saat Fikri nongkrong di depan TV.
“Nggak tahu ma, nggak ada yang seru.” Jawab Fikri sambil terus memindah-mindahkan canel TV. Mama lalu pergi meninggalkan Fikri sendiri di depan TV, mama harus menyelesaikan tugas-tugas kantornya.
            Besaknyo Fikri berkata pada mama “Mamaaaa… TV-nya buang aja.”
“ Lah koq dibuang?” Tanya mama binggung.
“Pokoknya buang aja ma…” jawab Fikri.

·         *          *          *          *          *          *          *          *          *          *          *          *
“Oke, sampai di sini bisa dipahami? Ada yang mau ditanyakan?” Tanya Bu Triska, guru Bahasa Indonesiaku yang cantik dan baik hati.
“Nggak ada Buuu…” Jawab anak-anak.
“Mengerti?”
“Mengerti, Buuu…” jawab anak-anak lagi dengan kompak.
“Sekarang, coba buat puisi karya kalian sendiri.” Lalu  kelas menjadi hening, anak-anak di kelas tampak sibuk berpikir untuk membuat puisi. Fikripun mulai sibuk mencoret-coret menuangkan idenya dalam selembar kertas.

Film Nasional Cacat
Oleh: Hidayatul Fikri

Kemarin aku ketakutan
Gelisa juga tauma yang mendalam

Kepala buntung
Melompat-lompat
Perut kosong
Dan yang melayang tak beraga

Jeruk Purut
Pocong yang melompat
Dan segala sesuatu yang menyeramkan lainnya
Memenuhi hatiku
Ternyata karena kemarin aku nonton  “Pocong ngesot”

Sebuah film nasional
Yang benar-benar tak berbudi
CACAT !!!


NB: Puisi itu benar-benar ditulis oleh anak kelas 6 SD. Seharusnya mampu membuat kita merenung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar