Sabtu, 14 April 2012

KUNJUNGAN MALAIKAT DI PAGI BUTA (Puitisasi QS Al-Muzzamil)

KUNJUNGAN MALAIKAT DI PAGI BUTA
(Puitisasi QS Al-Muzzamil)
Oleh: Triska Purnamalia

Malam masih istiqomah dengan pekatnya
Keinginanku untuk tetap terlelap masih belum terpuaskan
Mata ini ingin terus berlayar dalam khayal
Hangat selimut membuai mimpi

Sepagi ini malaikat berkunjung
Mengguncang pundakku dan menarik selimutku
Padahal waktu subuh masih jauh
Menyuruhku qiamul lail dan tilawah

Dia berkata: "Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa)
dan tilawahmu lebih berkesan."[1]

Angin malam yang dingin mengelusku
Membuatku enggan mendengar perkataannya
Kemudian dia kembali bersuara…
"Di siang hari kamu sudah disibukkan oleh urusan dunia yang banyak.
Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati"[2]

Mendengar perkataannya, hatiku menbenarkan.
Memang di siang kesibukan dunia telah mengurungku
Sudah sepantasnya di malam hari aku menyembah-Nya
Meminta kekuatan dari Yang Maha Kuat
Sejenak mengisi energi yang mungkin sudah terkuras habis

Tapi lelah membuat tubuhku tetap terperangkap dalam lipatan selimut
Syetanpun bersorak penuh kemenangan
Malaikat menghelah napas, cahayanya kian redup

Sebelum dia pergi, dia berujar:
"Sungguh, di sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala."[3]
Hatiku tersentak!

"Di sana ada makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih."[4]
Mataku terbuka!

"Ingatlah pada hari ketika bumi
 dan gunung-gunung berguncang keras dan gunung-gunung menjadi tumpukan pasir."[5]
Bulu kudukku berdiri…

"Langitpun menjadi pecah belah pada hari itu dengan kekuatan Allah."[6]
Aku membuang selimutku!

"Masih bisakah kau tidur nyenyak? Sedang janji Allah pasti datang."[7] 

Bayang-bayang khilaf melintasi benakku.
Aku bangkit dan berjalan bergegas
Air wudhu menyejukkan tubuh dan hatiku
Di ujung sana Allah tersenyum dan menyambutku dengan berlari
Malaikat menampakkan giginya yang putih, lalu menghilang!

Sedangkan aku?
Aku masih basah oleh air mata dan tenggelam dalam munajat
Di luar sana, langit masih hitam.
Tapi mungkin hatiku jauh lebih pekat

Astaghfirullah…
Robb…
Aku pendosa!



[1] QS. Al-Muzammil: 6

[2] QS. Al-Muzammil: 7

[3] QS. Al-Muzammil: 12

[4] QS. Al-Muzammil: 13

[5] QS. Al-Muzammil: 14

[6] QS. Al-Muzammil: 18

[7] QS. Al-Muzammil: 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar